Jakarta - Penggunaan anabolik steroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung melebihi apa yang dikira peneliti selama ini. Mereka yang mengasup doping jenis ini lebih mudah terkena penyakit jantung dan menuntun pada kematian. Obat ini, yang mengandung hormon testosteron dan hormon terkait, biasanya dikonsumsi oleh atlet angkat besi dan atlet lainnya untuk meningkatkan massa otot. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Circulation baru-baru ini menunjukkan bahwa anabolik steroid dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sebelumnya dikenal efek samping obat-obatan ini, antara lain termasuk tumor hati, penyakit kuning, tekanan darah tinggi, penyusutan testis, mengurangi jumlah sperma, perkembangan payudara, cemburu yang paranoid, hingga lekas marah. Karena beberapa penelitian juga menunjukkan efek pada jantung, Dr Aaron L. Baggish Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston dan rekan-rekannya memutuskan untuk mempelajari efek anabolik steroids secara lebih hati-hati.
Mereka merekrut 12 atlet angkat berat laki-laki, usia rata-rata 40, yang dilaporkan mengonsumsi sekitar 675 mg steroid per minggu selama sembilan tahun. Mereka dibandingkan dengan tujuh atlet yang serupa dengan angkat besi namun tidak mengonsumsi steroid. Para peneliti menggunakan ekokardiografi untuk mengukur apa yang disebut fraksi ejeksi yang disebut, proporsi darah di ventrikel kiri yang dipaksa keluar dari jantung untuk setiap kali kontraksi. Pada orang sehat, fraksi ejeksi biasanya berkisar antara 55% hingga 70%. Pada kelompok pengonsumsi steroid, fraksi ejeksi rata-rata mereka adalah sekitar 50%, dibandingkan dengan 59% pada kelompok yang tidak mengonsumsi. Sepertinya fraksi ejeksi yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan gagal jantung. Pengguna steroid juga telah secara signifikan mengalami gangguan fungsi diastolik, menghambat kemampuan ventrikel untuk bersantai dan terisi dengan darah. "Penelitian sebelumnya tidak menemukan masalah yang jelas seperti ini," kata Baggish seperti dilansir Los Angeles Times, Selasa (27/4). "Apa yang kita harapan bahwa orang-orang mulai mengakui menggunakan steroid sebagai penyebab potensial dari penyakit jantung dan penyebab disfungsi jantung dijelaskan pada orang muda," harap Baggish.
Artikel lainnya

Mengapa Pemeriksaan Aritmia Itu Penting? Pemeriksaan aritmia bukan sekadar untuk mencari penyakit, tetapi untuk menyelamatkan nyawa. Gangguan
Baca selengkapnya
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa di Amerika. Setiap tahunnya, di
Baca selengkapnya
1. Hindari merokok Merokok masih tetap menjadi penyebab utama kematian karena penyakit jantung. Jika anda
Baca selengkapnya
Teknologi Drug-Coated Baloon semakin berkembang dan menjadi pilihan penting dalam strategi pengobatan penyakit jantung dan
Baca selengkapnya
RS Jantung Binawaluya menyelenggarakan Workshop Mastering Bifurcation PCI pada tgl 8 Maret 2025 bertempat di
Baca selengkapnya
Jakarta, Para atlet olahraga cabang atletik nampaknya perlu waspada. Penelitian menemukan bahwa olahraga yang membutuhkan
Baca selengkapnya
RS Jantung Binawaluya berpartisipasi di ajang bergengsi Kardiovaskuler Asia Pasifik yaitu acara TCTAP (Transcatheter Cardiovascular
Baca selengkapnya
Rumah Sakit Jantung Binawaluya menerima penghargaan Anugerah BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dalam kategori Keselamatan
Baca selengkapnya
Ikuti Webinar Edukasi yang berjudul 16th Binawaluya Educational Program The Role of Statin in Cardiovascular
Baca selengkapnya
Menurut para pakar kesehatan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk kamu yang punya
Baca selengkapnya
Paling enak berendam air hangat saat musim dingin tiba. Tapi waspadalah, penelitian ilmuwan jepang menemukan
Baca selengkapnya
Dalam banyak kasus, serangan jantung sering didahului dengan keluhan yang mirip masuk angin atau angin
Baca selengkapnya
Ketika dada terasa sakit, dikiranya ada gangguan pencernaan. Ketika napas terasa berat setelah olahraga atau
Baca selengkapnya
Sebanyak 30 dokter jantung berbagi pengalaman tentang penanganan penyumbatan total kronis atau chronics total occlusion
Baca selengkapnya
Ketua Komite Medik RS Jantung Binawaluya, DR. Dr. M. Munawar, MD, PhD, FACC, FSCAI berdiskusi
Baca selengkapnya