Please wait

Kabar gembira bagi para penggila kopi, karena berdasarkan serangkaian studi, kebiasaan minum kopi lebih dari satu cangkir sehari tak akan memicu penyakit jantung atau penyakit lainnya. Dalam paparan hasil studi yang dilakukan bertepatan dengan konferensi American Heart Association di San Francisco, AS, pekan ini, disebutkan bahwa para penyuka kopi tampaknya memiliki risiko rendah dilarikan ke rumah sakit akibat detak jantung abnormal. Selain itu, tak ada indikasi menenggak beberapa cangkir kopi sehari meningkatkan risiko atherosclerosis, yaitu penebalan dinding pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung dan gangguan lainnya. Asyiknya lagi, kandungan di dalam kopi selain kafein ternyata juga berperan dalam menurunkan risiko diabetes pada wanita. Tapi tak semua laporan hasil studi di konferensi tahunan itu yang memberikan angin segar bagi para kopi mania. Salah satu laporan studi menemukan hubungan potensial antara minum kopi dengan tekanan darah tinggi, tapi dampaknya disebutkan amat ringan. Dan seperti studi lainnya, kajian ini juga mengingatkan bahwa temuan tersebut tidak didasarkan pada percobaan yang terkontrol, yaitu metode standar untuk mengetahui manfaat dan risiko, tapi hanya berpatokan pada studi observasi yang tidak mengabaikan seluruh faktor yang memungkinkan. Untuk riset terhadap ritme jantung, tim peneliti mengamati denyut jantung 130.054 orang anggota Kaiser Permanente Medical Care Program yang dirawat di rumah sakit akibat gangguan detak jantung mereka. Sekitar 2% dari mereka harus menjalani rawat inap karena ketidaknormalan denyut jantung, suatu kondisi paling umum dari atrial fibrillation.

Tapi risikonya 18% lebih rendah bagi mereka yang minum kopi empat cangkir atau lebih dalam sehari, dibandingkan dengan mereka yang tidak menyeruput kopi, papar Dr. Arthur Klatsky, yang juga pemimpin dari penelitian ini. "Ini mungkin cukup mengejutkan karena beberapa orang mengalami gelisah setelah minum kopi. Dan saya tidak berpikir kami siap untuk mengatakan kepada masyarakat bahwa mereka harus minum kopi untuk mencegah gangguan ritme detak jantung," katanya. Dalam studi itu tidak disebutkan alasan apapun mengapa kopi dapat mengurangi masalah ritme denyut jantung, kata Klatsky. "Bisa saja bahwa para peminum kopi ini melakukan diet yang bagus dan lebih banyak berolahraga. Kami belum bisa memastikan bahwa minum kopi tak ada kaitannya dengan gangguan ritme denyut jantung ringan yang tak memerlukan perawatan rumah sakit." Jadi, dari sini dapat disimpulkan bahwa para penggila kopi tak perlu berhenti melakukan kebiasaan mereka karena mereka mengalami gangguan ritme denyut jantung. Sementara itu, sebuah studi lainnya yang mengamati lebih dari 3.000 laki-laki dan perempuan selama 20 tahun menyebutkan bahwa tak ada kaitan antara konsumsi kopi dengan atherosclerosis, dan ini berlaku bagi setiap kelompok demografis, laki-laki dan perempuan, kulit hitam dan kulit putih, perokok dan non perokok. Partisipan dalam studi ini termasuk mereka yang tingkat konsumsi kopinya mulai dari nol hingga lebih dari empat cangkir sehari. "Berdasarkan data ini, tak tampak adanya hubungan substansial antara minum kopi dengan peningkatan atau penurunan kemungkinan mengalami atherosclerosis," sebut Jared Reis, ahli epidemiologi dari the U.S. National Heart, Lung, and Blood Institute.

Untuk studi ketiga, yang berdasarkan pada sebuah laporan dari Womens Health Study, memberikan penjelasan bahwa minum kopi kemungkinan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 di kalangan wanita paruh baya. Tim peneliti membandingkan 359 wanita menopause yang baru terdiagnosis diabetes tipe 2 dengan 359 wanita yang tak mengidap diabetes. Tim peneliti menemukan bahwa wanita yang minum kopi empat cangkir atau lebih sehari memiliki risiko diabetes lebih rendah 56% dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi. Penurunan risiko itu sepertinya berkat efek dari kafein pada sebuah protein yang terkait dengan hormon seksual, tutur Dr. Atsushi Goto dari University of California, Los Angeles, dalam paparannya. Namun, Goto menilai temuan itu masih terlalu dini dan masih perlu dilakukan penelitian lanjutan. Lain lagi dengan hasil penelitian Dr. Liwei Chen, asisten dosen di Louisiana State University School of Public Health. Pakar epidemiologi ini mengaitkan konsumsi kopi satu hingga tiga cangkir sehari dengan sedikit peningkatan risiko tekanan darah tinggi. Studinya dengan menggunakan data dari enam penelitian lainnya yang melibatkan lebih dari 172.000 partisipan. "Berdasarkan hasil penelitian kami, mengkonsumsi kopi dalam jangka panjang kemungkinan menjadi faktor risiko hipertensi, tapi efeknya sangat moderat," ungkap Chen. "Kami masih membutuhkan penelitian lagi dan bukti untuk menjelaskan hasil temuan kami berdasarkan meta-analisis dari sejumlah studi prospektif. Jadi, saya rasa penting bagi masyarakat untuk mempertimbangkan mengurangi konsumsi kopi jika mereka khawatir dengan tekanan darah mereka."



Artikel lainnya

Tips jika terjadi gejala serangan jantung

Setiap tahun, jutaan orang di seluas dunia mengalami serangan jantung. Tidak semua serangan jantung mengakibatkan

Baca selengkapnya
Tips Menjaga Kesehatan Jantung

Tips Menjaga Kesehatan Jantung Jantung adalah salah satu organ tubuh kita yang sangat penting dan

Baca selengkapnya
Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri atau arteri-arteri yang memasok aliran darah ke

Baca selengkapnya
Mengenal Penyakit Jantung Bocor

Kelainan struktur jantung yang menyebabkan adanya lubang pada sekat jantung atau lazim disebut jantung bocor

Baca selengkapnya
22th Binawaluya Educational Program Focus in Heart Failure Hypertension

  Halo Bapak/Ibu Sahabat Binawaluya, Kami mengundang Anda untuk hadir di Acara Webinar Edukasi ke-22 yang

Baca selengkapnya
Hati-Hati, Serangan PJK Kini Incar Usia Muda !

KBRN, Jakarta : Serangan jantung bukan lagi monopoli usia tua. Kini usia muda, bahkan remaja juga

Baca selengkapnya
Survei Verifikasi ke 2 RS Jantung Binawaluya

  Rabu (27/11/2019) dilakukan Kegiatan Survey Verifikasi ke 2 Akreditasi oleh Tim Komite Akreditasi Rumah Sakit

Baca selengkapnya
Berjalan Kaki Untuk Mencegah Penyakit Jantung

Cara sederhana mencegah penyakit yang tergolong berat bernama jantung adalah dengan melakukan olahraga ringan, berjalan

Baca selengkapnya
Anabolik Steroid Sebabkan Kerusakan Jantung

Jakarta - Penggunaan anabolik steroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung melebihi apa yang

Baca selengkapnya
Mari Bersama Melawan Corona

Wabah virus pandemi Corona atau Covid 19 di indonesia semakin masif penyebarannya, sehingga pemerintah terus

Baca selengkapnya
9 Gangguan Jantung yang Wajib anda Ketahui

Penyakit jantung banyak sekali macamnya. Para penderitanya juga seringkali terkena lebih dari satu gangguan (komplikasi).

Baca selengkapnya
Bakti Kemanusiaan Donor Darah RS Jantung Binawaluya

Donor Darah RS Jantung Binawaluya yang diselenggarakan pada tanggal 14 Mei 2025 berlangsung dengan lancar

Baca selengkapnya
Denyut Jantung Naik Saat Santai Pertanda Awal Penyakit Jantung

Denyut jantung yang normal saat orang sedang istirahat adalah sekitar 60-100 denyut per menit (dpm).

Baca selengkapnya
Selamat Hari Dokter Nasional 24 Oktober 2019

binawaluya.com - Sejarah Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap 24 Oktober, dimulai sejak tahun 1950

Baca selengkapnya
Olahraga Marathon Merusak Jantung?

Jakarta, Para atlet olahraga cabang atletik nampaknya perlu waspada. Penelitian menemukan bahwa olahraga yang membutuhkan

Baca selengkapnya
29th Binawaluya Educational Progam Workshop on Ultra Low Contrast PCI

  29th Binawaluya Educational Progam : Workshop on Ultra Low Contrast PCI (ULC PCI)[Workshop ULC PCI

Baca selengkapnya