Please wait

Terobosan RS. Jantung Binawaluya

Gangguan irama jantung merupakan salah satu masalah serius di jantung yang bisa berakibat fatal. Saat ini belum banyak dokter yang mampu mendeteksi dan menangani gangguan irama jantung dengan tepat pada pasien. Deteksi dini tentang kelainan irama jantung amat penting, sehingga bisa segera dilakukan tindakan yang tepat sesuai indikasi pasien. Tindakan yang cepat diperlukan untuk mencegah kondisi jantung pasien lebih memburuk. Karena sewaktu-waktu, gangguan irama jantung bisa memicu serangan jantung, heart failure dan berpotensi menyebabkan kematian. Konsultan Senior Kardiologi Intervensi RS Jantung Binawaluya, DR. dr. Muhammad Munawar, PhD., FIHA., FACC., FESC., menggagas sebuah simposium khusus tentang gangguan irama jantung beserta konsekuensi dan penanganannya, dalam Indonesian Heart Rhythm Summit 2011. Didalam acara symposium yang didukung oleh PERKI JAYA ini , ada 3 pembicara tingkat Asia yang ikut meramaikan. Hal ini dimaksudkan agar dunia kedokteran kita mendapatkan informasi yang cukup komprehensif atas persepsi dan penanganan gangguan irama jantung terkini di dunia umumnya dan khususnya di Asia. Acara yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta pada Sabtu 9 Juli 2011, lalu dihadiri sekitar 150 peserta dari kalangan kedokteran dan medis. Dijelaskan Henry Michael Pattie, MM., selaku Direktur Operasional RS. Jantung Binawaluya, Jakarta, acara ini selain diadakan sebagai edukasi bagi para dokter spesialis maupun dokter umum yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gangguan irama jantung dan bagaimana melakukan penatalaksanaan medis yang tepat, resiko serta terapi terbaru, khususnya dengan menggunakan alat dan teknik yang canggih, seperti pacemaker dan ablasi namun juga sebagai sarana informasi bahwa RS Jantung Binawaluya merupakan Rumah Sakit rujukan di tingkat nasional bagi pasien yang memiliki sakit jantung terutama gangguan irama jantung .

Sebagai pendukung acara ini adalah Medtronics, sebagai produsen alat medis yang handal yang digunakan dalam penanganan gangguan irama jantung belakangan ini. Penggagas acara, Dr. Munawar menjelaskan, tema acara adalah The Good Rhythm, The Good Heart. Konferensi ini tidak hanya mencakup penatalaksanaan terhadap gangguan irama pada jantung dan terapinya, namun juga memberikan pedoman tentang terapi terbaru, resiko-resiko yang akan terjadi dan terapi farmakologi untuk memberikan hasil yang optimal dalam penyelamatan hidup pasien, ujar dokter ahli jantung yang pertama kali melakukan pemasangan alat pacu jantung (pacemaker) secara mandiri di Indonesia sejak tahun 1992 ini. Dr Munawar juga dokter jantung pertama yang melakukan ablasi pada gangguan irama jantung di Indonesia. Ada empat sesi dalam IHRS 2011 ini, yaitu tentang efikasi pacu jantung (pacemaker) pada Sick Sinus Syndrome (SSS), masalah Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac Arrest,SCA), penanganan heart failure dengan Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), dan atrial fibrilasi. Pembicara asing dalam sesi pertama, Dr. Abdul Razak dari Yong Loo Lim School of Medicine National University of Singapore, menjelaskan tentang pentingnya penanganan dini terhadap SSS dengan pacu jantung (pacemaker) yang kini telah menjadi suatu modalitas terapi pada gangguan irama jantung. Pembicara kedua, yang juga berasal dari luar negeri yaitu Dr. Anil Saxena, yang merupakan Associate Director Cardiac Pacing & Electrophysiology Escorts Institute & Research centre, New Delhi, menjelaskan lebih detil tentang tujuan dasar dari usaha memacu jantung yaitu mencegah terjadinya sinkop yang didahului bradikardia. Pada pembahasan tentang Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac Arrest,SCA), DR.dr. Muhammad Munawar SpJP FIHA., FACC., FESC. menjelaskan secara lugas bagaimana perjalanan rantai untuk mempertahankan kelangsungan hidup pasien dengan SCA.

Statistik menunjukkan angka harapan hidup SCA masih kecil walaupun sudah diberikan penanganan awal terbaik hingga defibrilasi. Hal ini akibat masih tingginya presentase SCA yang tanpa gejala dan sulitnya untuk mempertahankan hidup dalam 6-8 menit. Ditekankan DR.dr. Muhammad Munawar SpJP FIHA., FACC., FESC., Early Access, merupakan poin pertama dalam penyelamatan pasien SCA. Semakin panjang waktu yang terbuang akibat sulitnya akses ke rumah sakit maka semakin kecil pula harapan hidup pasien. Setiap menitnya 7-10% kesempatan untuk hidup semakin berkurang. Setelah akses terjangkau, barulah dilakukan tindakan penyelamatan selanjutnya meliputi Early CPR, Early Defibrilation, Early Advance Care, dan jika perlu dilakukan Implantable Cardioveter Defibrillator (ICD). Dr. Abdul Razak kembali bicara tentang Cardiac Resynchronization Therapy yang memiliki kemampuan sebagai alat pacu atau defibrilator untuk kedua ventrikel. Dan di sesi terakhir, pembicara memaparkan tentang manajemen fibrilasi atrium ,yang bisa memicu serangan jantung dan stroke pada penderitanya. Sumber : Farmacia, Vol. XI No.1. Agustus 2011



Artikel lainnya

Pemberitahuan Informasi Lowongan Pekerjaan RS Jantung Binawaluya

Baca selengkapnya
Perkembangan Kedokteran Kardiologi di Indonesia

Dalam 50 tahun terakhir, perkembangan Ilmu kardiologi terutama ilmu kardiologi Invasif, pacu jantung dan elektrofisiologi

Baca selengkapnya
Merawat Jantung Episode 1 (Penyakit Jantung dan Perawatannya)

Kata Anjing selalu membuat kedua kakiku gemetaran, entah kenapa kata itu begitu terasa menekan jiwaku,

Baca selengkapnya
Cegah penyakit jantung dengan diet Eco-Atkins

Melakukan diet rendah karbohidrat seperti para vegetarian ternyata tak hanya membantu menurunkan berat badan, melainkan

Baca selengkapnya
Kunjungan RS Jantung Binawaluya dan Penyerahan Hibah Alat Ablasi kepada RS UNS

Tanggal 23 Februari 2024, bertempat di RS UNS, Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Makamhaji, Kartasura,

Baca selengkapnya
Anabolik Steroid Sebabkan Kerusakan Jantung

Jakarta - Penggunaan anabolik steroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung melebihi apa yang

Baca selengkapnya
Menambal Jantung Bocor Tanpa Operasi

Istilah penyakit jantung bawaan (PJB) atau jantung bocor pada anak cukup membuat bulu kuduk khalayak

Baca selengkapnya
Selamat Hari Kesehatan Nasional 12 November 2019

Selamat Hari Kesehatan Nasional ke-55 Tahun 2019. Mari Wujudkan Indonesia Sehat. Ayo Hidup Sehat, Mulai

Baca selengkapnya
RS Jantung Binawaluya Berpartisipasi di TCTAP 2025 Korea

RS Jantung Binawaluya merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam ajang internasional TCTAP ke-30 yang diselenggarakan di Korea.

Baca selengkapnya
30th Binawaluya Educational Program Workshop and Live Case PCI

Teknologi Drug-Coated Baloon semakin berkembang dan menjadi pilihan penting dalam strategi pengobatan penyakit jantung dan

Baca selengkapnya
Berapa Jumlah Denyut Jantung Normal?

Jakarta, Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak. Denyut yang

Baca selengkapnya
Gejala Awal Penyakit Jantung

Gejala penyakit jantung yang parah tentu sudah diketahui oleh banyak orang., Namun tak banyak yang

Baca selengkapnya
Diagnosi Noninvasif Lebih Efektif Untuk Terapi Jantung

Tindakan penanganan dengan teknik diagnosis noninvasif lebih efektif dan selaras dengan semakin canggihnya perkembangan terapi

Baca selengkapnya
Ayo Donor Darah Setetes Darah Anda Sejuta Harapan untuk Sesama

Rumah Sakit Jantung Binawaluya bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam

Baca selengkapnya
Apakah Penyakit Jantung Itu ?

Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan

Baca selengkapnya
Pemeriksaan Kolestrol Harus Dilakukan Sejak Anak-anak

Siapa bilang, periksa kolesterol hanya diajurkan untuk orang dewasa. Nyatanya, para peneliti menyarankan agar anak

Baca selengkapnya